Carian
Belajar Menghadapi Kenyataan 
August 1, 2024 Arifin

Ketika menghadapi masalah, respons alami dari manusia adalah fight atau flight. Yang jelas jalur mana pun yang ditempuh memiliki konsekuensi. Apa pun pilihan yang diambil memiliki risiko tersendiri.

Kalimat bernas berikut dapat menjadi renungan, “Lari dari kenyataan adalah perjalanan paling melelahkan karena garis finishnya tak ada”. Maka perlu kiranya untuk menghadapi kenyataan, fakta yang ada. Mungkin kenyataan yang terjadi tak menyenangkan, meleset dari ekspektasi. Di situlah sisi karakter kemanusiaan yang perlu diupayakan, bagaimana menyikapi kenyataan yang ada.

Belajar menghadapi kenyataan memang tak mudah. Menghadapi, menjawab, menyelesaikan. Menghindar, memunda, memang dapat dilakukan selama beberapa waktu, namun pada akhirnya harus bersua, berjumpa lagi dengan kenyataan beserta tantangannya.

Ketidaknyamanan, kenyataan yang tak enak, sesuatu yang tak beres, memang perlu dihadapi, dicari solusinya. Menghadapi, serta mengupayakan problem solving. Hal itu sekiranya yang sejalur dengan growth mindset. Ada pembelajaran, ada tantangan terus-menerus yang dihadapi.

Masih jeri ketika berhadapan dengan kenyataan atau tantangan? Mungkin penelitian dari Cornell University berikut dapat melegakan. Berdasarkan penelitian dari  Cornell University, menemukan bahwa 85% dari hal-hal yang dikhawatirkan orang tidak terjadi. Sedangkan 15% dari hal yang dikhawatirkan tersebut, menjadi kejadian.

Masih dari penelitian tersebut 79% individu menemukan bahwa tantangan yang dihadapi ternyata lebih mudah untuk ditangani dari yang diperkirakan atau memperoleh pelajaran berharga dari apa yang dialami tersebut.

Masih jeri ketika berhadapan dengan kenyataan atau tantangan? Percayalah, kalau pun Anda gagal, maka Anda bukanlah orang pertama yang gagal. Kehidupan ini diisi dengan serangkaian kegagalan.

Komen