Kebiasaan bertukar pakaian hingga bercocok tanam bisa memperbesar risiko seseorang terkena penyakit kurap.
Semua orang dapat tertular kalau ada sumber penularannya. Sumbernya itu dapat macam-macam bisa dari sprei, handuk, hewan peliharaan yang berbulu bahkan tanah.
Infeksi jamur yang terjadi pada kulit biasanya disebabkan oleh kebiasaan seseorang yang senang berganti-ganti pakaian dengan orang lain mulai dari handuk, celana, hingga kerudung yang dikenakan.
Penularannya dapat berasal dari anggota keluarga, teman bermain maupun kantor. Infeksinya bisa tumbuh di atas lapisan kulit atau area-area yang memiliki lipatan kulit seperti selangkangan.
Kurap juga bisa tumbuh di sekitar rambut dan menyebabkan area tersebut menjadi bersisik. Selain kerudung, pemakaian sisir bersama-sama juga bisa menjadi salah satu penyebabnya.
Sedangkan pada kegiatan bercocok tanam, infeksi jamur penyebab kurap bisa mengenai kulit apabila individu yang gemar bercocok tanam tidak memakai sarung tangan. Termasuk kebiasaan berjalan kaki di tanah tanpa menggunakan alas kaki.
Jamur tanpa disadari bisa menempel pada bagian kulit atau kuku dan menempel pada lapisan benda tertentu yang nantinya akan disentuh oleh penderita. Akibatnya, penularan akan menjadi lebih luas.
Ada pun kurap merupakan salah satu jenis infeksi pada kulit yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Pada umumnya, infeksi bisa menyerang siapapun tanpa pandang usia dan terjadi di tiga bagian tubuh yakni kulit, kuku, dan rambut.
Penularannya berasal dari manusia ke manusia, hewan ke manusia atau tanah ke manusia. Sedangkan jenis obat dan waktu pengobatannya tergantung dari letak serta ukuran ruam yang diakibatkan jamur tersebut.
Bila terjadi penularan infeksi, disarankan untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter di fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat tindakan lebih lanjut. Kurap dapat diobati.
Di sisi lain, perlu menjaga kebersihan diri dan kehigienisan barang-barang serta lingkungan agar jamur tidak berkembang dan menulari orang lain.
Sumber: Antara