Cerita anak memiliki ragam manfaat. Di antaranya konten telah disesuaikan dengan jenjang umur anak. Dengan begitu apa yang dibutuhkan, dipikirkan, serta diksi yang digunakan tepat guna untuk anak.
Perihal cerita anak juga merupakan upaya untuk membudayakan literasi sejak dini. Anak dapat berakrab-akrab dengan literasi. Dapat dengan metode mendengarkan, melalui membaca nyaring, ataupun anak dapat membaca cerita anak secara mandiri.

Cerita anak juga dapat mengasah kemampuan berbahasa anak serta memperluas wawasan. Perihal kosakata serta apa yang ada di dalam cerita membuka cakrawala pengetahuan serta berpikir anak.
Membaca juga merupakan kegiatan yang memerlukan konsentrasi dan fokus. Maka dengan membaca, perkara konsentrasi dan fokus dapat diupayakan, dibiasakan.
Cerita anak juga dapat berpengaruh terhadap karakter anak. Lazimnya terdapat nilai-nilai yang layak ditiru seperti kejujuran, empati, berusaha, keberanian. Lalu saat membaca cerita, anak-anak juga dimungkinkan bertemu dengan karakter jahat dan licik. Dengan rentang karakter tersebut maka anak menyadari bahwa di dunia ini terdapat beragam watak dan sifat sehingga mereka akan belajar bagaimana cara menghadapinya. Anak pun akan memiliki panduan nilai serta berusaha berada pada nilai-nilai kebaikan.
Lalu dalam penulisan cerita anak, ada aturan emas yang berbunyi: “Biarkan si tokoh cerita yang menyelesaikan masalahnya sendiri”. Maksudnya, bila si tokoh cerita menemui masalah, biarkan dia sendiri yang mencari jalan keluarnya. Biarkan dia yang berpikir dan bertindak untuk menyelesaikan masalahnya.
Hal tersebut mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak dan kemampuan memecahkan masalah. Menghadapi masalah, tantangan, lalu tokoh dalam cerita berpikir dan bertindak untuk menyelesaikan masalahnya – hal itu merupakan growth mindset yang memang perlu diupayakan dan dibiasakan bagi anak.