Debat diartikan sebagai pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Debat merupakan hal yang sesungguhnya lazim terjadi, dari hal yang terlihat sepele hingga yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Debat juga dapat beragam wahananya, selain bertatap muka langsung, seiring meluasnya penggunaan media sosial, debat dapat terjadi di dunia maya pula. Lalu, adakah guna berdebat? Tentu saja ada. Dengan berdebat, maka seseorang dapat mengetahui pendapat lainnya yang berbeda. Melalui debat, seseorang juga akan terlatih untuk berargumentasi, berlogika, menerapkan ilmu komunikasi, serta berupaya mempertahankan pendapatnya.

Meski begitu, pada beberapa hal, seseorang dapat lebih irit dalam berdebat. Misalnya, perihal hal yang tidak diketahui secara jelas, maka dapat berujung pada debat kusir saja. Mengetahui apa yang diperdebatkan juga penting adanya, sehingga debat tak sekadar adu kata-kata tanpa substansi.
Adakah debat dapat dilatih? Berdebat dapat dilatih. Misalnya dalam skala keluarga, biasakan untuk berkomunikasi secara sehat, serta berikan kelonggaran untuk menyatakan pendapat beserta argumentasinya. Dengan begitu, semenjak di lingkup keluarga, seseorang terbiasa mendengar opini lainnya, serta terbiasa pula untuk mempertahankan keyakinan pendapatnya.
Berbagai lomba debat ataupun tugas di sekolah juga dapat menjadi wahana mengasah kemampuan debat. Seperti misalnya paparan terhadap tema tertentu, yang akan ditanggapi, disanggah. Maka pemateri pun akan berusaha mengusai konten yang dipaparkan, serta mendebatkannya secara terbuka.
Berdebat juga hendaknya tetap mengedepankan rasa humanis. Berdebat boleh saja “panas”, seru, saling sanggah, adu argumen, namun tetap jadikan sebagai kawan berpikir walau berbeda pendapat. Dengan rasa humanis, tentu debat tak perlu menjadi ajang mengucapkan kata-kata buruk, merendahkan, menyerang pribadi, melakukan bully, ataupun melakukan kekerasan fisik.