Sejumlah gaya hidup bisa secara perlahan dan halus merusak kesehatan otak. Tak bisa dipungkiri bahwa otak manusia merupakan organ yang kompleks dan pusat dari kesejahteraan kita karena mengendalikan pikiran, memori, emosi, dan fungsi tubuh, namun ada faktor tertentu yang berkontribusi pada penurunan kesehatan otak.
Adakah seseorang dapat tanpa sadar merusak kesehatan otak mereka melalui kebiasaan tertentu. Kurang tidur, waktu layar yang berlebihan, kurangnya olahraga fisik, pola makan tidak sehat, stres, penyalahgunaan zat, dan multitasking merupakan penyebab umum.
Kekurangan tidur mengganggu fungsi kognitif, sementara makanan junk food tidak memiliki nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak. Stimulasi berlebihan dari perangkat digital bisa menyebabkan kelelahan mental, dan stres kronis diketahui dapat mengganggu memori dan fokus.
Selain itu, penyalahgunaan zat merusak koneksi saraf, dan multitasking menghambat pembelajaran mendalam dan kreativitas.
Maka mengadopsi kebiasaan yang lebih sehat amat penting untuk melindungi kesehatan otak dan mempromosikan ketahanan kognitif jangka panjang.
Terdapat banyak efek jangka panjang dari kebiasaan yang terbentuk sejak usia dini terhadap kesehatan otak.
Paparan berulang terhadap waktu layar, pola makan tidak sehat, dan kurang tidur mengganggu perkembangan kognitif, terkadang menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat dipulihkan. Oleh karena itu, maka disarankan orang tua harus memantau penggunaan layar, mendorong aktivitas fisik dan interaksi dengan lingkungan sebagai gantinya.
Selain itu, memberikan diet seimbang yang kaya akan nutrisi penting, serta memastikan tidur yang cukup, mendukung pertumbuhan otak. Konsistensi dalam hal-hal ini sangat penting.
Intervensi dini serta membangun kebiasaan sehat sekarang dapat mencegah masalah otak di masa depan, meletakkan dasar untuk fungsi otak yang optimal sepanjang hidup.
Ada pun dampak kebiasaan yang mempercepat penuaan otak pada orang dewasa antara usia 40 dan 50 tahun tidak boleh diabaikan.
Kualitas tidur yang buruk, tingkat stres yang tinggi, dan gaya hidup sedentari adalah beberapa penyebab utama. Stres kronis meningkatkan kadar kortisol, yang, seiring waktu, mengecilkan area otak yang terkait dengan memori dan kognisi.
Kurang tidur mengganggu kemampuan otak untuk memperbaiki diri, sementara kurangnya olahraga mengurangi aliran darah ke area kritis. Tak sampai di situ, seseorang juga harus menghindari makanan yang sangat diproses dan stimulan seperti nikotin dan zat psikotropika lainnya.
Perlu untuk memprioritaskan tidur yang restoratif, mengelola stres melalui mindfulness, dan terlibat dalam aktivitas fisik secara teratur. Perubahan ini bisa secara signifikan memperlambat penuaan otak dan menjaga kesehatan kognitif.
Sumber: Hindustan Times, Antara