Terdapat miskonsepsi dalam pendidikan bahwa anak sebaiknya diam saja, menurut saja, apa yang dikatakan oleh orang tua serta guru. Padahal kiranya anak perlu untuk aktif bergerak, berbicara, mengeksplorasi, bertanya, berekspresi, berpikir, serta melakukan kesalahan.
Keaktifan tersebut dapat diupayakan sejak usia dini. Bila ayah-bunda memiliki anak di usia taman kanak-kanak maka penting kiranya untuk memantik keaktifan tersebut. Ajak anak untuk bereksplorasi dan bergerak. Ayah-bunda dapat mengajak ananda ke taman, kebun binatang, bahkan di rumah pun bisa untuk memenuhi sisi eksplorasi dan bergerak ini. Sertakan permainan, pengetahuan, petualangan dalam bereksplorasi dan bergerak ini.

Ayah-bunda perlu kiranya untuk memberikan anak kesempatan untuk berlari serta bermain kejar-kejaran. Hal tersebut membantu melatih motorik kasar. Bergerak aktif pun dapat membuat buah hati lebih sehat.
Ayah-bunda juga dapat mengajak anak berpikir kritis dengan melakukan eksperimen sederhana di rumah. Misalnya tentang benda yang tenggelam, mengapung. Berikan mereka kesempatan, waktu untuk berpikir tentang penyebabnya dan mengapa. Berikan pula anak kebebasan mengemukakan pendapat tentang fenomena dari eksperimen sederhana tersebut.
Ayah-bunda juga perlu memberikan kesempatan agar anak mengekspresikan perasaannya. Biarkan mereka berbicara tentang apa yang mereka rasakan – entah itu sedih, marah, kecewa. Dengan begitu anak dapat mengenali ragam perasaan. Orang tua hendaknya melakukan validasi atas perasaan anak tersebut serta menawarkan apa yang dapat dilakukan agar anak merasa lebih baik.

Anak juga dapat diajak aktif menyampaikan pendapat. Turut sertakan anak pada hal-hal yang membutuhkan pertimbangan terbuka, seperti misalnya mau liburan ke mana, akhir pekan baiknya melakukan apa, perihal kuliner yang ingin disantap, dan sebagainya.
Anak yang aktif pun amat wajar bila melakukan kesalahan. Contohnya dalam kegiatan keterampilan sehari-hari seperti menuang air, menyapu. Ada pun orang tua perlu bereaksi dengan baik bila anak melakukan kesalahan. Dikarenakan kesalahan merupakan bagian dari proses pembelajaran.