Gestur tertentu dapat dimaknai dengan beragam persepsi. Maka di sejumlah laga bola sepak, kontroversi turut terjadi karena gestur saat melakukan selebrasi mencetak gol. Gerak anggota tubuh tersebut ditengarai sebagai rasisme, penghinaan, diskriminatif. Sejumlah pesepakbola pernah tersandung kontroversi tersebut, di antaranya Marko Arnautovic, Merih Demiral, Xherdan Shaqiri.
Masih dengan gestur tertentu, salah satu yang ikonik adalah gestur tubuh gerakan penghormatan “Shinzou Wo Sasageyo” dalam anime Attack on Titan. Gerakannya dengan mengepalkan tangan kanan, lalu menyilangkannya ke dada. Sementara itu, tangan kirinya berada di belakang seperti posisi istirahat di tempat.
Frasa shinzou wo sasageyo sendiri artinya “persembahkan hatimu” atau “berikan hatimu dengan pengorbanan”. Frasa tersebut mencerminkan sebuah semangat pengabdian dan perjuangan dengan tekad yang kuat yang ditunjukkan oleh karakter-karakter dalam ceritanya. Seruan “shinzou wo sasageyo” kerap diucapkan oleh komandan pasukan pengintai Erwin Smith. Adakah Anda turut menirukan gestur shinzou wo sasageyo ini sebagai sesama fan karya Hajime Isayama tersebut?
Masih dengan gestur tubuh serta terkait dengan negara Jepang. Dikenal istilah gerakan tunjuk sebut, terkait dengan kereta api. Di Jepang dikenal sebagai Sistem “Shisa Kanko” (sebut dan jawab).
Masinis menunjuk dan menyebut status indikator seperti semboyan, sinyal, dan marka di sepanjang jalur kereta api. Semboyan, sinyal, dan marka yang telah ditunjuk sebut oleh masinis tadi, akan dibalas oleh asisten masinis, untuk memastikan status indikator yang dilihat masinis adalah benar.
Gerakan tunjuk sebut membantu menjaga konsentrasi petugas, dengan mengaktifkan otak, mata, tangan, mulut, dan telinga sekaligus. Dengan begitu keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api akan semakin terjamin.
Gerakan tunjuk sebut merupakan bagian dari prosedur keselamatan kerja untuk menghindari human error. Gerakan tersebut menurut penelitian dapat mengurangi kesalahan hingga 85% saat melakukan kegiatan sederhana.