Carian
Apa Gunanya Mempelajari Keterampilan Tertentu? 
September 20, 2024 Arifin

Beberapa waktu lampau, saya berbincang dengan keponakan istri tentang les bola sepak yang tak diikutinya lagi. Intinya ia hanya senang bermain bola sepak. Saya pun berargumen bahwa bila mengikuti les, akan tahu mengenai teknik-teknik dasarnya yang benar bagaimana, seperti menendang, mengoper, menyundul, mengontrol bola, dan sebagainya. Lalu sang keponakan yang berumur 8 tahun itu berpendapat balik, memangnya ia perlu semua teknik itu, kan dirinya tak mau menjadi atlet bola sepak, hanya suka saja bermain bola.

Perbincangan kala itu memantik tanya di benak saya, mengenai berbagai hal yang dipelajari serta kegunaan praktisnya nanti. Adakah begitu banyak waktu yang sesungguhnya dihabiskan untuk mempelajari hal-hal yang tidak perlu?

Terkait mana yang perlu dan tidak perlu dipelajari, merupakan perdebatan panjang, bahkan bagi para ahli pendidikan. Namun, izinkan saya mengemukakan alasan tentang hal-hal yang dipelajari, ada gunanya kok. Tak hanya sekadar secara konten, namun juga melatih growth mindset, sikap kita menghadapi masalah. Cobalah diingat-ingat usaha apa yang dulu dilakukan untuk mengatasi pelajaran ataupun tes yang sulit?

Sejenak berefleksi, bisa dengan berguru kepada teman yang lebih mengerti, mengikuti les tertentu untuk mata pelajaran sulit tersebut, serta jam-jam panjang membaca-menjawab soal, dan berbagai upaya lainnya.

Sikap fight terhadap permasalahan, mencoba mencari solusi atas tantangan, hal semacam itu bak otot yang harus terus-menerus dilatih. Dan hal semacam itu dapat diupayakan dengan mencoba mempelajari keterampilan ataupun pelajaran tertentu.

Mempelajari keterampilan tertentu juga tak hanya sekadar keterampilan itu saja. Melainkan memungkinkan seseorang untuk bersahabat, memiliki jaring pertemanan.

Mempelajari keterampilan tertentu juga dapat menstimulasi kecerdasan lainnya. Bila merujuk pada kecerdasan majemuk, memang ada kecerdasan di mana diri dominan. Sementara di bagian kecerdasan tertentu mungkin kurang ahli, namun bukan berarti tidak perlu distimulasi.

Ambil contoh, misalnya seseorang yang memiliki keterampilan menulis, berbahasa, tak berarti tidak perlu distimulasi dengan hal yang sifatnya fisik, olahraga. Ingat pula bahwa dalam diri manusia terdapat keterkaitan.

Komen