Sebagai makhluk sosial, perlu kiranya manusia untuk bekerja sama menyelesaikan rupa-rupa perkara. Perihal bekerja sama, sejak dini juga perlu diupayakan dalam pembelajaran bagi anak. Bunda-ayah dapat mengupayakannya sejak dari rumah baik secara langsung maupun tersirat.
Anak merupakan pengamat yang ulung, maka bila bunda-ayah terbiasa bekerja sama sebagai suatu tim, nilai-nilai kerja sama tersebut juga akan diserap, ditiru oleh ananda. Di samping itu, anak pun dapat peran untuk turut bekerja sama menyelesaikan suatu “misi”. Sebut saja “misi” itu ketika memasak, membersihkan rumah, bermain, dan sebagainya. Berikan penjelasan mengenai apa yang dikerjakan anak serta arti pentingnya bagi rampungnya “misi” tersebut.

Dengan melibatkan anak pada “misi” tersebut, anak akan memiliki kepercayaan diri, semangat untuk turut serta, juga mengakrabi kerja sama. Kesabaran orang tua diperlukan, karena bisa jadi dalam pengerjaan “misi” oleh anak tersebut, ada beberapa hal yang meleset. Perhatikan intonasi kata, diksi, serta kiranya tidak membuat kapok anak untuk turut serta dalam kerja sama.
Contoh “misi” ketika bermain, dengan bermain puzzle. Terdapat sejumlah bagian di puzzle, maka pilah pilihlah sisi mana yang ingin dikerjakan orang tua, serta sisi mana yang dikerjakan anak. Ketika ada yang bingung memasangnya, tunjukkan semangat kerja sama untuk bersama merampungkan puzzle tersebut.
Kerja sama merupakan bekal keterampilan yang akan terus digunakan oleh anak. Di dalam kerja sama tersebut amat mungkin muncul konsensus dan konflik. Maka membiasakan anak sejak dini untuk bekerja sama, di antaranya untuk memfasilitasi konsensus dan konflik tersebut. Bagaimana anak mengelola diri, emosi, pendapat, ketika ada konflik dalam pengerjaan. Serta bagaimana anak berusaha menemukan titik temu pada konsensus.