Dalam kehidupan, berbagai perlombaan telah dihadapi oleh manusia. Ada kalanya menang, ada kalanya kalah. Cobalah diingat-ingat dalam umur Anda saat ini mengenai ragam kemenangan serta kekalahan yang dialami. Maka ketika mengasuh anak, perihal kemenangan dan kekalahan juga selaiknya diperkenalkan dengan proporsional.

Ketika mengikutsertakan anak pada perlombaan, timbang pula mengenai kesiapan anak kala menang ataupun kalah. Orang tua pun selaiknya menyikapi menang-kalah secara baik, bukan malahan menambah beban pikiran dan perasaan bagi anak. Maka kenali mengenai ragam perlombaan sesuai dengan jenjang umur.
Persiapan serta cara untuk menang bagi anak pun penting pula untuk dipikirkan. Perihal sportivitas, mental berusaha, berdoa, dan sebagainya. Sehingga harapannya anak tumbuh berkembang dengan pondasi growth mindset yang tepat.
Ketika anak menjadi pemenang, ajarkan pula untuk rendah hati, serta tetap gigih berupaya. Kemenangan dapat “menggoda” serta melahirkan rasa sombong, bila tidak dikelola dengan baik. Amalkan makna “dipuji tidak terbang”.
Ketika anak mengalami kekalahan, itulah momen untuk menanamkan resiliensi, menerima perasaan sedih-kecewa, serta tetap berusaha dan berdoa.
Orang tua juga dapat berbagi momen cerita dari pengalaman pribadi mengenai menang serta kalah, serta masih begitu panjangnya episode dalam kehidupan anak yang diwarnai dengan kompetisi. Maka harapannya anak memiliki mentalitas berani mencoba, berupaya.
Menutup artikel dengan petikan lirik lagu Hidup Adalah Perjuangan dari Dewa 19 yang kiranya memang relevan serta dapat digunakan dalam kehidupan:
Kemenangan hari ini bukanlah berarti
Kemenangan esok hari
Kegagalan hari ini bukanlah berarti
Kegagalan esok hari