Debat diartikan sebagai pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Debat merupakan hal yang sesungguhnya biasa terjadi, dari hal yang terlihat sepele hingga yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Sebelum berdebat, ada baiknya untuk menimbang adakah hal tersebut perlu diperdebatkan? Dengan menimbang tersebut, maka seseorang dapat menghindari sejumlah debat yang mungkin sesungguhnya tidak perlu dilakukan.

Ada pun bila harus berdebat, ada baiknya seseorang untuk mengoptimalkan pula daya pendengarannya. Menyimak apa yang diutarakan orang lain. Lalu cari tahu mana poin-poin yang bersepakat, serta poin-poin yang berbeda pendapat.
Seseorang dapat mengedepankan terlebih dahulu poin-poin di mana sama-sama bersepakat, sama-sama setuju. Hal tersebut merupakan tips pula, ibaratnya tak langsung frontal. Lalu kemudian, barulah dijabarkan mengenai poin-poin yang berbeda pendapat.
Ketika seseorang menyimak dengan sungguh apa yang diutarakan lawan debat, maka dapat digunakan pendekatan, misalnya tujuan kita sama kok, hanya caranya yang berbeda. Seseorang juga bisa menggunakan diksi, jalan berpikir dari lawan debat, untuk menerangkan poin-poin yang berbeda pendapat.
Memahami lawan debat juga penting kiranya. Hal tersebut berpengaruh pada diksi, serta toleransi diri menerima argumen. Dikarenakan pengaruh budaya, latar belakang tertentu seperti ekonomi, sosial, pendidikan, dan sebagainya – maka dapat beraneka macam pula cara melakukan debatnya.
Berdebat juga hendaknya bukan perihal menang-menangan, namun dapat dimaknai untuk menemukan titik temu, musyawarah mufakat, serta saling memahami perspektif masing-masing.