Musim ini para pemain bola sepak menghadapi partai-partai yang lebih banyak. Hal yang sesungguhnya telah dikeluhkan oleh para pemain, pelatih sebelumnya. Bagaimana begitu padatnya jadwal pertandingan.
Namun, bukannya mendapatkan pengurangan partai yang dilakoni, malahan pada musim ini semakin intens pertandingan yang dijalani oleh pemain. Hal tersebut tak terlepas dari format baru di kompetisi antarklub Eropa. Liga Champions, Liga Europa, Conference League, kesemuanya mengusung format baru di mana pada fase awal terdiri dari 36 klub yang seperti berada pada sebuah liga.

Untuk dapat lolos ke tahap selanjutnya, pola berikut yang berlaku: peringkat 1-8 akan lolos ke babak perdelapan final. Sedangkan peringkat 9-24 akan saling bertemu untuk memperebutkan tempat ke babak 16 besar. Untuk peringkat 25-36 akan tersingkir.
Apa efeknya bagi pemain? Pemain yang dulunya maksimal tampil 6 kali di fase grup, pada musim ini maksimal akan tampil 8 kali di fase awal. Lalu, tambahan laga pun dapat dijalani bila klub yang dibelanya berada di peringkat 9-24.
Para pemain juga disibukkan dengan laga membela tim nasional masing-masing. Seperti yang terjadi pada pekan lalu serta pekan ini. Dengan demikian slot bermain pemain semakin padat. Apa saja akibatnya? Dengan semakin sering bermain, peluang cedera pemain semakin besar. Pemulihan cedera pun dapat terkendala karena tuntutan partai yang harus dimainkan beruntun.
Pertandingan secara kualitas juga dapat berkurang, dikarenakan kombinasi pemain yang kelelahan, pelatih yang belum sempurna mempersiapkan taktik (karena pendeknya waktu persiapan antar laga).
Bagi penonton pun dapat tergerus waktu serta fokusnya. Dikarenakan begitu banyaknya partai serta begitu dekatnya waktu pertandingan. Dalam hal ini misalnya saya yang rutin menonton klub favorit. Praktis setiap 3 atau 4 hari sekali klub yang saya bela bertanding serta saya tonton. Belum lagi jika jadwal pertandingan saat ditonton di Asia adalah dini hari, tentu merupakan tantangan pula.
Pada titik tertentu, penonton pun dapat jenuh, karena terlampau kerap menyaksikan, serta jedanya begitu cepat. Untuk “malam Eropa” misalnya, pada musim ini begitu terasa sudah ada lagi. Padahal di musim-musim sebelumnya dengan format lama, “malam Eropa” terasa istimewa, begitu ditunggu. Hal yang mungkin karena jeda antarpertandingan yang tidak terlampau ketat.
Dari berbagai analisa di atas, semakin banyaknya pertandingan yang terjadi pada musim ini, dapat membawa dampak buruk bagi pemain, pelatih, penonton. Walau begitu adakah mungkin terjadi pengurangan pertandingan, karena bola sepak telah menjadi industri yang kian mengejar cuan, cuan, cuan.