Carian
Nilai-Nilai Baik Dari Memperbaiki
October 29, 2024 Arifin

Ada kearifan, kebijakan dari generasi terdahulu, yakni semangat memperbaiki barang. Bila terdapat kerusakan minor, sebisa mungkin diperbaiki dahulu, untuk kemudian tetap dapat digunakan.

Hal semacam itu misalnya dalam konteks pakaian. Pakaian yang sobek di bagian tertentu, kancing yang tercopot, sebagai contoh. Lalu dilakukan perbaikan dengan menambal yang sobek, memasangkan kembali kancing. Hal itu dalam konteks kekinian mengena dengan konsep limbah fashion. Di mana pakaian yang baru berapa kali pakai telah tak digunakan. Limbah fashion dapat bermuara pada pemanasan global, serta membawa akibat-akibat negatif lainnya.

Bagi orang tua, semangat memperbaiki juga dapat menjadi nilai baik yang diajarkan. Ketika ada mainan anak yang mengalami kerusakan kecil, cobalah untuk memperbaikinya terlebih dahulu. Turut sertakan anak dalam proses itu, sehingga anak dapat memiliki ingatan dan pengalaman memperbaiki.

Untuk memperbaiki pun dapat menjadi wahana berpikir kreatif. Dengan begitu akan mencari tahu bagaimana cara mainan tersebut bekerja, serta solusi apa yang sekiranya dipilih untuk memperbaiki mainan tersebut.

Memperbaiki pun dapat dilakukan dalam ranah kreatif. Seperti misalnya menggambar. Dari pengalaman kami membersamai anak, beberapa kali anak kesal ketika merasa salah menggambar. Dari apa yang dirasa salah tersebut, kami mencoba untuk membujuknya dengan membuat kreasi, imajinasi lainnya dari gambar itu.

Fleksibilitas semacam itu juga dapat diupayakan ketika pergi bersama. Lazimnya memiliki rencana terlebih dahulu. Namun, ketika di lapangan, bisa jadi ada hal-hal yang meleset, keliru. Berusaha memperbaiki dari rencana yang ada, dengan menawarkan perspektif menarik dari kekeliruan itu. Misalnya, ketika salah membaca rute kereta dalam kota, sehingga melesetlah waktu. Ketika berusaha memperbaiki kesalahan itu, bisa dengan menempatkan perspektif, karena salah naik kereta, jadi tahu rute lainnya, pemandangan lainnya.

Komen