Kebiasaan membaca perlu diupayakan dengan saksama bagi anak. Cerdas berliterasi merupakan bekal untuk mengakses berbagai macam ilmu serta keterampilan.
Beberapa hari terakhir kami mengikuti semacam program membaca bersama antara orang tua dan anak. Orang tua membaca secara nyaring (read aloud) satu buku setiap harinya. Lalu sejumlah pertanyaan dilontarkan kepada anak. Pertanyaan yang terkait dengan isi buku. Untuk kemudian orang tua mengisi form yang terdiri dari spesifikasi buku, ringkasan buku, serta respons anak. Form tersebut untuk kemudian diunggah di media sosial pribadi.

Selain read aloud, orang tua juga diharapkan membaca buku setiap hari, serta sebaiknya diperlihatkan kepada anak. Kedua kegiatan yang disebutkan tersebut mungkin terlihat simpel, namun bila rutin dilakukan dapat menumbuhkan, memantapkan kebiasaan membaca di keluarga.
Terdapat momen kebersamaan dalam read aloud. Tak hanya pasif, ketika membaca nyaring tersebut juga dapat diwarnai dengan tanya jawab, menelaah informasi terkait isi buku, serta meminta pendapat anak tentang isi buku yang ada.
Ada pun orang tua yang membaca, merupakan teladan bagi anak. Tak hanya meminta anak untuk membaca, melainkan juga dengan mencontohkannya langsung. Sehingga di keluarga, budaya membaca merupakan sesuatu yang hidup, benar-benar dilaksanakan.
Membiasakan membaca tentu terdapat tantangannya pula. Di antaranya distraksi dengan opsi melakukan aktivitas lainnya. Ya, membaca memang memerlukan konsentrasi penuh, serta sukar dilakukan sambil disambi. Dengan membiasakan membaca bagi anak, juga sesungguhnya merupakan kesempatan agar anak memiliki fokus, bertekun bersama waktu melakukan aktivitas tertentu. Fokus, serta single tasking, merupakan hal yang kerap menjadi tantangan di masa sekarang.
Bacaan serta kegiatan membaca bersama yang dilakukan terus-menerus, sekiranya merupakan memori kebaikan yang terpatri pada anak. Hal yang akan dikenang anak sebagai kegiatan hangat, menyenangkan, menenangkan.