Ketika membuat karya, kreativitas, perlu kiranya untuk berkembang, memperbaiki dari apa yang dikreasikan. Untuk menuju itu, salah satu kuncinya yakni dengan belajar dari kesalahan.
Dalam proses berkarya sendiri, kesalahan dapat diminimalisir dengan melalui sejumlah tahapan kreatif. Di antaranya dengan mengoptimalisasi panca indra serta legawa menerima masukan. Dari diri sendiri dapat dilakukan “pemeriksaan berlapis” untuk meminimalkan kesalahan. Misalnya, seseorang yang membuat tulisan, dapat melakukan pengeditan terlebih dahulu, seperti kesesuaian logika, adakah salah tik (typo), dan sebagainya. Pengeditan mandiri tersebut dapat menjadi proses kreatif yang dilakukan terus-menerus serta menjadi budaya kerja. Hal semacam itu dapat berlaku di ranah kreatif lainnya.
Evaluasi dari diri sendiri pun dapat dilakukan, sejumlah angka kuantitatif di antaranya dapat menjadi acuan. Gunakan data yang ada sebagai bahan evaluasi.
Belajar dari kesalahan juga dapat melibatkan orang lain. Misalnya dari lingkup terdekat, sebelum merilis karya, mintalah pendapat dari orang-orang yang Anda percayai. Masukan yang ada dapat menjadi perspektif. Dari situ bisa melihat apa yang mungkin tidak terlihat oleh diri sendiri sebelumnya.
Proses berkarya juga dapat melibatkan objek sasaran yang tematik. Misalnya, ketika membuat cerita fabel untuk anak, maka cobalah lihat respons anak-anak dari karya tersebut. Celetukan sederhana dari mereka dapat mengungkap plot hole, hal-hal yang belum jelas, kalimat yang terlalu rumit, dan sebagainya.
Belajar dari kesalahan, juga dapat disimak pada respons dari orang banyak terhadap karya yang dibuat. Adalah wajar bila diri memiliki pertahanan, membela diri terhadap karya tersebut. Namun, di samping itu perlu kiranya untuk membuka diri pula terhadap kemungkinan kebenaran dari kritik yang dimaksud.