Makanan merupakan kebutuhan primer manusia. Maka tak mengherankan jika makanan dapat menjadi penyebab konflik, dikarenakan kebutuhan mendasar manusia. Hal itu di antaranya ditunjukkan pada serial Attack on Titan, ketika tembok Shiganshina berhasil dijebol para titan. Alhasil para pengungsi pun bertumpuk, sehingga makanan yang ada harus dibagi untuk sekian banyak mulut.
Ketegangan akibat makanan ini baru berkurang ketika sejumlah pengungsi tersebut dikirim ke luar dinding.
Kelangkaan makanan juga menunjukkan ada tata kelola yang tak benar. Maka perut yang lapar adalah hulu dari aneka konflik. Hal itu di antaranya ditunjukkan pada Katniss Everdeen (dalam cerita The Hunger Games) di musim dingin yang menggigit. Katniss yang kelaparan, beruntung mendapatkan bantuan roti dari Peeta Mellark.
Sementara itu, paradoks tersendiri menjadi latar dalam Squid Game. Setelah ketegangan, perjuangan, para peserta yang tersisa yakni Cho Sang-Woo, Seong Gi-Hun, dan Kang Sae-Byeok seolah diberikan hadiah dengan jamuan hidangan mewah T-Steik dengan roasted tomato dan asparagus.
Namun, jamuan makan tersebut, untuk kemudian menjadi tahap eliminasi, sehingga tersisa dua orang finalis yang merupakan sahabat dari kecil. Bara konflik pun terpantik karena Seong Gi-Hun menyoal Cho Sang-Woo yang begitu tega “menyingkirkan” Kang Sae-Byeok, padahal kontestan perempuan itu membutuhkan pertolongan medis karena luka terkena pecahan kaca.
Sementara itu, makanan dalam cerita, juga dapat menjadi pereda tensi ketegangan, serta menjadi hal yang lucu. Simaklah Sasha Braus dengan militansinya sebagai pemburu makanan, Sam dan Gollum tentang cara menyantap kelinci, Ron Weasley dengan kegemarannya terhadap kuliner, Naruto yang cekatan menyerbu ramen, Doraemon yang begitu memuja dorayaki.