Berapa waktu yang ideal dalam mengaplikasikan ulang “sunscreen” atau tabir surya agar optimal melindungi kulit dari paparan radiasi ultraviolet (UV) sinar matahari? Pengaplikasian ulang tabir surya penting untuk memberikan proteksi yang optimal bagi kulit sehingga tidak mengalami kerusakan baik akibat UVA maupun UVB.
Selain menggunakannya secara rutin sebagai perawatan wajah di pagi hari, sunscreen penting untuk diaplikasikan ulang setiap dua sampai tiga jam sehari. Hal tersebut penting untuk memaksimalkan fungsi dari sunscreen.

Pentingnya aplikasi ulang sunscreen diperlukan karena produk perawatan kulit tersebut bisa hilang fungsinya jika tubuh berkeringat dan akhirnya membuat produk tersebut luntur terbawa keringat.
Sunscreen penting karena bisa memproteksi tubuh dari radiasi UV dari sinar matahari. Radiasi UV terdiri dari dua bentuk, yakni UVA dan UVB yang keduanya mampu menciptakan kerusakan pada kulit jika paparannya terus-menerus terjadi tanpa adanya proteksi.
Radiasi UVA mampu merusak kulit di lapisan dermis yang petaknya berada di bagian dalam dari lapisan kulit. Lapisan dermis merupakan lapisan yang kaya akan kandungan kolagen dan elastin yang bertanggung jawab atas kekenyalan dan kesehatan kulit.
Jika lapisan tersebut rusak akibat UVA, biasanya kulit akan mengalami penuaan dini sehingga terlihat tanda-tanda fisik seperti kulit berkerut hingga garis halus.
Sedangkan perihal bahaya dari UVB, radiasi UV ini memberikan kerusakan secara langsung pada lapisan terluar kulit dan mampu memengaruhi perubahan pada DNA tubuh jika paparannya terus-menerus dan tidak ada proteksi tambahan pada kulit.
Kerusakan secara langsung yang dimaksud yakni kulit bisa terbakar sehingga biasanya mengalami ciri kemerahan atau sensasi perih apabila terlalu banyak terpapar UVB.
Sebenarnya secara alami, tubuh manusia dapat memperbaiki jaringannya sendiri apabila terjadi kerusakan akibat serangan paparan radiasi UVA dan UVB.
Namun bila paparan UVA dan UVB telah berlebihan dan itu terakumulasi terus-menerus tanpa adanya proteksi maka akhirnya kemampuan memperbaiki jaringan tersebut akan melambat dan dapat meningkatkan masalah kulit yang serius tidak hanya penuaan dini bahkan dapat berpotensi menjadi kanker kulit.
Sumber: Antara