Carian
Mengapa Memilih Membaca Buku Yang Sama? 
December 4, 2024 Arifin

Bagi bibliofilia (orang yang memiliki ketertarikan pada buku), membaca buku yang sama merupakan hal yang lumrah. Mengapa begitu? Bukankah telah tahu isi bukunya? Bukankah telah tahu plot twist, serta hal-hal menarik pada buku tersebut?

Membaca buku untuk kali berikutnya, dapat terjadi dalam waktu yang berdekatan, maupun setelah melewati beberapa purnama. Dalam waktu yang berdekatan, bisa terjadi karena masih terpengaruh semangat membaca buku tersebut. Pun begitu, penasaran dengan sejumlah informasi tentang plot twist yang sesungguhnya telah ditaruh di berbagai bab.

Membaca untuk kali berikutnya, memungkinkan seseorang untuk lebih berfokus pada hal-hal yang menarik yang ditemuinya di bacaan. Hal tersebut teramat mungkin terlewat ketika membaca kali pertama. Kali pertama, benak masih menerka tentang isi buku. Maka ketika telah tahu isi buku, itulah kesempatan untuk lebih perlahan menelaah, memikirkan, serta menghubungkan antara bab yang ada.

Membaca buku juga sesungguhnya mengalokasikan waktu tertentu. Ada opportunity cost, ada investasi – bila boleh menyandingkan dengan konsep tersebut. Karena sudah tahu isi bukunya menarik, maka untuk membaca kali berikutnya, dapat lebih teliti, telaten dengan berbagai hal yang ada di buku. Bandingkan misalnya, dengan membaca buku baru, yang memiliki peluang menarik atau kurang seru. Bila kurang seru, maka seperti ada waktu yang sayang ya, dibandingkan menghabiskan waktu dengan buku yang telah jelas-jelas seru.

Membaca buku untuk kali berikutnya juga memungkinkan mendapatkan pengalaman, pemahaman yang berbeda, dikarenakan diri berada pada kondisi yang berbeda. Ambil misal pada novel Harry Potter yang telah lebih dari dua dekade dirilis pertama kali. Bagi pembacanya teramat mungkin telah mengalami pergeseran peran, transformasi. Seperti saya yang membaca kali pertama ketika masih bersekolah dan kini telah berkeluarga. Maka ketika membaca lagi novel tersebut, teramat mungkin melihat dari sisi lainnya. Mungkin kini dari sisi Arthur-Molly yang memikirkan anak-anaknya; menilik pengasuhan yang berpengaruh pada Harry Potter, Voldemort, Hermione; dan sebagainya.

Membaca buku untuk kali kesekian, dapat pula disandingkan dengan ketika seseorang mendengarkan musik, film yang sama berkali-kali. Ada bagian-bagian tertentu yang sudah tahu, namun tetap saja seru. Ataupun ada bagian yang ditemukan keseruannya setelah kali kesekian. Bisa pula perenungan yang mendapatkan makna baru setelah kali kesekian.

Komen