Dari mana ide berasal? Adakah hal tersebut melalui proses yang istimewa? Nyatanya perihal ide, dapat datang dari hal-hal keseharian. Maka apa yang dapat dilakukan?
Seseorang dapat membiasakan untuk mencatat ide tersebut. “Seremeh” apa pun ide itu, catat saja dulu. Membiasakan mencatat ide-ide yang datang merupakan upaya untuk mengukuhkan bank ide. Pada bank ide, berbagai ide-ide dikumpulkan.
Pada bank ide, seseorang dapat mencatat secara singkat tentang ide yang terlintas tersebut. Dapat dengan menggunakan kata tertentu, kalimat pendek.

Hal tersebut dapat berguna untuk hal yang sifatnya langsung digunakan ataupun untuk jangka panjang. Contohnya, saya mencatat berbagai ide-ide untuk tulisan artikel harian. Di bank ide itu dapat dari bacaan, hasil mendengarkan, lamunan, dan sebagainya. Dengan bekal bank ide tersebut, saya dapat lebih tenang, serta tak tergopoh-gopoh ketika mengerjakan artikel harian.
Ada pun bank ide yang dapat digunakan untuk jangka panjang, misalnya bagi seseorang yang sedang menyusun novel. Untuk karakter, plot, dapat memakan waktu, serta perlu dipikirkan dalam menjalani hari-hari. Teramat mungkin, seperti mendapatkan ide tentang karakter tertentu, misalnya ketika dalam perjalanan, lamunan, menonton film, membaca, dan sebagainya.
Ide-ide yang ada di bank ide juga selaiknya dieksekusi. Diolah hingga jadi. Itulah kiranya yang merupakan pembiasaan yang perlu dilakukan. Bila telah terbiasa menampung ide, untuk dikerjakan, maka ada semangat untuk menyerap ide dari mana saja. Ide yang dikerjakan inilah yang memungkinkan seseorang untuk melakukan ragam kerja berikutnya. Bisa dengan melamunkan ide yang ada lebih jauh, mencari data-fakta, melakukan riset untuk mengembangkan ide, dan sebagainya.
Terkait dengan ide, seseorang juga perlu untuk membiasakan memiliki referensi yang beragam. Hal tersebut dapat diupayakan dengan mengoptimalkan panca indra yang dimiliki. Di samping itu dalam waktu-waktu yang ada jadikan sebagai kesempatan untuk menyerap berbagai hal dari mana-mana.
Terkait dengan ide, sejak dalam pikiran juga dapat diupayakan dengan mempertanyakan, membiasakan melamun, serta melakukan simulasi dari ide yang didapatkan. Sifat kritis serta mempertanyakan dapat menjadi tindak lanjut, baik ketika ide masih awal-awal, maupun ketika mengolah ide.
Sedangkan melamun, memungkinkan seseorang untuk menghubungkan titik-titik informasi yang diketahuinya. Pun begitu dengan mengimajinasikan berbagai hal dan kemungkinan.