Dalam kehidupan, menurut hemat saya, salah satu keterampilan yang perlu dilatih yakni menunggu. Terlihat sederhana, namun bermakna. Terlihat sederhana, namun tidak semua orang dapat melakukannya.
Menunggu dapat dilatih melalui sejumlah kegiatan yang terlihat “sederhana”. Sebut saja dengan mengantre. Adakah Anda pernah memiliki pengalaman disalip antreannya? Atau jangan-jangan Anda lah yang menyalip antrean itu? Mengantre dapat mengajarkan seseorang untuk bersabar, mengikuti aturan, serta dapat menimbang waktu.

Menunggu juga dapat dilatih dengan menggunakan transportasi publik. Ada waktu tunggu untuk armada sampai di halte, stasiun. Menunggu transportasi publik juga membuat seseorang dapat merasakan, mengalami sebagai bagian dari masyarakat luas: yang sama-sama menunggu datangnya transportasi publik.
Menunggu dengan demikian dapat menjadi cara untuk menangkal sikap tak sabaran, ingin didahulukan-diistimewakan.
Dalam era kekinian, ketika segala yang cepat, instan, kilat, segera, ada di mana-mana serta menjadi terbiasa, jangan lupakan guna menunggu. Karena dengan itu seseorang dapat menghayati proses, memaknai waktu dengan lebih dalam.
Salah satu cara untuk “memperlambat ritme hidup”, mengembalikan fokus, yakni dengan memasak. Memasak yang membutuhkan waktu tertentu dalam pengerjaannya, termasuk menunggu hingga matang, lalu siap saji.
Cobalah menilik berbagai makanan tradisional yang membutuhkan waktu lama dalam pengerjaannya. Seperti contohnya gudeg yang umumnya memang telah dapat dinikmati ketika dimasak sekitar 5 jam. Namun, untuk mendapatkan rasa yang kaya serta tahan lama, memasak gudeg bisa hingga 24 jam. Tentu dalam memasak itu terpaut dengan kata menunggu.
Sementara itu, menunggu juga dapat dimaknai sebagai mesra alam, serta tidak serakah dalam mengeksploitasi, memanfaatkan alam. Terdapat berbagai kearifan lokal, di mana ada masa menunggu – baik ketika bertani, menangkap ikan, berburu, dan lain-lain. Masa menunggu itu dapat dimaknai memberikan kesempatan kepada alam untuk pulih serta dapat menghasilkan kembali.