Sejumlah film bertumpukan pada kisah perjalanan karakter utamanya. Selain cerita yang menyertai, sekelumit tentang makanan di perjalanan menarik untuk ditilik.
Simak saja pada Aruna & Lidahnya yang diangkat dari novel karya Laksmi Pamuntjak. Tema dari film ini yakni masakan Indonesia yang dituangkan ke dalam sebuah alur cerita yang berfokus pada persahabatan dua pria dan dua wanita, bersamaan dengan penyelidikan kasus flu burung yang dilakukan dua orang di antara mereka.

Dalam versi novelnya, ragam makanan di Indonesia dibedah dalam alur penceritaan novel. Imajinasi dan lidah Anda akan bergoyang kala menelusuri penjelasannya, baik cara pembuatannya, hingga penggambaran rasanya. Ragam kuliner pun diulas seperti sate lalat, nasi ayam hainan, rujak pisang batu, sambal kecombrang, gulo puan Cek Mia, tekwan. Dalam versi film, tentu Anda dapat melihat secara visual, aneka kuliner nusantara yang mendapatkan pengaruh dari sana-sini. Total terdapat 21 hidangan yang ditampilkan dalam film yang disutradarai Edwin.
Perjalanan dan makanan, maka salah satu kegusaran para hobbit pada The Lord of the Rings ketika menempuh perjalanan jauh yakni terkait makan. Ya, para hobbit hobi makan. Bahkan hingga dikenal istilah sarapan kedua. Para hobbit sangat menyukai daging, kentang, keju, roti, acar, apel, beri, teh, bir putih.
Perjalanan dan makanan, maka film Ada Apa Dengan Cinta 2 juga memiliki sejumlah tempat makan yang menjadi latar dalam kisah Cinta dan Rangga. Sebut saja dengan Sate Klathak. Di film AADC 2, Rangga dan Cinta menikmati sate klathak di tengah malam. Tambahkan pula nuansa suasana pasar tradisional yang ramai serta proses penyiapan sate klathak yang membuat adegannya begitu membekas di ingatan penonton.
Selain sate klathak, terdapat ViaVia Jogja (restoran dan bakery), Sellie Coffee, Warung Ibu Ageng, Lokal Resto, Klinik Kopi, merupakan sejumlah tempat kuliner yang menjadi latar dalam film AADC 2. Dapatkah Anda mengingat adegan di tempat-tempat kuliner tersebut?
Perjalanan, makan-makan, film – perihal kuliner dapat menjadi sisi unik yang menambah kuat penceritaan. Di samping itu, makan-makan dapat menjadi jeda sejenak dari konflik yang ada di layar film.