Terdapat sejumlah tips dalam melatih anak agar dapat secara mandiri menggunakan toilet untuk berkemih maupun buang air besar. Orang tua dapat mengatur jadwal latihan menggunakan toilet bagi anak.
Orang tua bisa mengajak anak ke kamar mandi setiap 90 menit. Kalau tidak buang air kecil, interval berikutnya dapat dipendekkan menjadi 60 menit. Kalau anak buang air kecil, jadwal ke toiletnya itu kita kembalikan ke 90 menit, sehingga di sini anak akan diajar menunggu sampai dia dibawa ke toilet.

Orang tua juga perlu memberikan penguatan agar anak dapat bertahan duduk di toilet selama tiga menit atau lebih. Orang tua dapat mengajak anak bernyanyi atau membawakan anak mainan agar anak lebih tenang, tetapi tetap ingat bahwa dia sedang berada di toilet karena perlu berkemih atau buang air besar.
Bila selama jeda ke kamar mandi anak berkemih di celana atau mengompol, maka orang tua dapat melakukan koreksi dengan melibatkan anak dalam mengatasi konsekuensi. Orang tua dapat melakukan prosedur koreksi berupa minta anak membantu membersihkan sebanyak anak mampu. Dan hal ini jangan dilakukan secara menghukum, ini dilakukan agar anak mengalami konsekuensi alami dan bisa dijadikan pencegahan agar tidak terjadi lagi.
Orang tua perlu memperhatikan frekuensi anak mengompol. Bila anak terlalu sering berkemih di celana, maka orang tua sebaiknya mempersingkat jadwal kunjungan ke toilet.
Orang tua sebaiknya tidak memakaikan popok atau celana dalam selain pada waktu tidur siang atau malam pada tahap awal toilet training.
Guna mendukung pelaksanaan pelatihan menggunakan toilet, orang tua dapat menyediakan alat pendukung seperti sisipan di dudukan toilet agar anak lebih nyaman atau menaruh tangga di bangku toilet untuk memudahkan anak.
Orang tua dan anggota keluarga perlu mengapresiasi setiap kemajuan yang dicapai anak dalam tahapan toilet training sampai tujuan pelatihan tercapai.
Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil kalau anak secara alami pergi ke toilet ketika hendak berkemih atau buang air besar serta bisa melakukan keperluannya secara mandiri, termasuk membersihkan diri dan mengenakan celana sendiri. Jadi ini telah pada kondisi alami hingga begitu anak itu merasa untuk toileting maka dia akan dengan sendirinya ke kamar mandi.
Sumber: Antara