Desember telah sampai di penghujung. Apa kabar berbagai resolusi di tahun 2024? Pelbagai harapan, serta semangat untuk tahun 2025 semoga telah terkondisikan serta bersemangat.
Ada baiknya di sisa jam pada 2024 ini untuk melakukan refleksi, serta memetakan resolusi pada 2025. Refleksi dapat berguna untuk menganalisa, mencari pangkal penyebab, serta mencoba menemukan solusi. Refleksi juga bisa menganalisa dari kebiasaan yang dilakukan.

Tahun yang baru lazimnya juga bersanding dengan semangat untuk memperbaiki diri, melakukan sejumlah ikhtiar. Resolusi pun siap tersetel. Di antara berbagai harapan, apa yang memungkinkan untuk ditempuh? Anda mungkin dapat mempertimbangkan untuk menggunakan parameter teori kecerdasan majemuk (multiple intelligence) dari Howard Gardner.
Menurut teori tersebut, ada delapan jenis kecerdasan: linguistik (linguistic), logika (logical-mathematical), musik (musical), visual (visual-spatial), kinestetik (bodily-kinesthetic), interpersonal, intrapersonal, dan naturalistik (naturalistic).
Untuk 2025, contohnya bisa membuat resolusi untuk lebih giat berolahraga dan membaca. Berolahraga dengan target berjalan kaki 8.000 langkah tiap hari, dan menulis resensi dua buku per bulan. Bila hal tersebut dilakukan, maka berfokus mengembangkan kecerdasan kinestetik dan linguistik.
Tolok ukur yang jelas dapat dipantau dengan menetapkan target dengan metode SMART (specific, measurable, achievable, relevant, timely). Target harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu.
Untuk mencapai target bisa diupayakan dengan misi harian. Sejauh mana konsistensi melakukan ataupun menuju resolusi pada aktivitas sehari-hari. Konsistensi, hal itulah yang juga disorot pada buku Atomic Habits karya James Clear. Hal-hal yang sifatnya atomic, satu persen saja setiap hari kalau kita konsisten selama 365 hari, setelah satu tahun kita mengalami peningkatan sebesar 37 kali.