Perubahan musim membawa kondisi cuaca yang fluktuatif dan meningkatkan risiko penyakit, terutama pada anak-anak.
Pergantian musim bisa memicu peningkatan penyakit anak-anak seperti flu biasa dan demam, yang berpotensi menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta penurunan energi.
Sayangnya, hidrasi kerap diabaikan dalam kondisi kesehatan ini, padahal memiliki dampak besar pada pemulihan. Memahami hubungan antara hidrasi, imunitas, dan pemulihan amat penting untuk mendukung anak-anak yang sedang sakit.

Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang diterima, menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit penting seperti natrium, kalium, dan klorida. Elektrolit ini berperan penting dalam menjaga fungsi sel, transmisi saraf, dan kontraksi otot.
Dikarenakan rasio luas permukaan tubuh yang lebih besar dibandingkan volume tubuh, anak-anak kehilangan lebih banyak cairan melalui kulit saat demam tinggi.
Anak kecil sering kali kesulitan menyampaikan rasa haus atau minum cukup air, sehingga berisiko mengalami dehidrasi.
Ketika anak mengalami dehidrasi, imunitas mereka melemah, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi. Beberapa tanda dehidrasi yakni mulut kering, urine berwarna gelap, lesu, dan pusing. Bila tanda-tanda ini berlanjut, segera konsultasikan dengan dokter.
Selama perubahan musim, penyakit non-diare seperti demam, infeksi virus, dan mual menjadi umum pada anak-anak. Demam meningkatkan keringat dan kehilangan cairan, sedangkan mual dan muntah mengurangi asupan cairan dan makanan, menyebabkan defisit cairan, elektrolit, dan energi yang bisa memperlambat pemulihan.
Ketika demam, setiap kenaikan suhu tubuh 1°C dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan hingga 10 persen, yang bisa menyebabkan dehidrasi.
Ada pun pada nafsu makan buruk, karena penyakit dapat mengurangi asupan makanan, sehingga tubuh kekurangan karbohidrat, sumber energi utama.
Perlu diketahui, tanpa hidrasi yang memadai dan pengisian kembali energi, tubuh bisa mulai memecah protein otot untuk memenuhi kebutuhan energi, menyebabkan kelelahan dan memperpanjang masa sakit.
Untuk mengatasi efek dehidrasi, penting untuk memfokuskan pada pengisian kembali cairan, elektrolit, dan energi.
Penting menjaga hidrasi anak saat demam karena anak-anak kehilangan lebih banyak cairan selama demam.
Identifikasi dini dan penanganan dehidrasi serta defisit energi bisa secara signifikan mempercepat pemulihan pada anak-anak.
Perubahan musim menghadirkan tantangan unik bagi kesehatan anak, dengan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit menjadi perhatian utama selama penyakit non-diare. Memastikan hidrasi yang tepat, pengisian elektrolit, dan asupan energi yang cukup merupakan langkah penting untuk mendukung imunitas dan pemulihan lebih cepat.
Sumber: Hindustan Times, Antara