
Seorang arsitek duduk bertatapan mata dengannya
Ia perlu mengobservasi sebelum merenovasi
Rumah ini dan seorang tua yang kini sendiri
Hari-hari dilalui arsitek itu mencatat, yang tersirat, yang terlihat jelas
Sudut-sudut memori di rumah ini
Tawa, tangis yang hadir bergantian
Arsitek menandai hal-hal yang perlu tetap
Kini dan nanti perlu masa lalu
Begitu pikir sang arsitek
Beberapa perubahan dihembuskan
Untuk menandai fase, serta merelakan beberapa yang lalu
Pencahayaan alami yang ditatanya
Udara yang diupayakan lebih giat mengalir di rumah
Perempuan tua dengan mata yang bercerita
Di rumah ini ada kebersamaan dan kesendirian
Rumah yang telah sekian lama menjadi tempat pulang
Ia kini sendiri
Terkadang seperti menanti
Menanti yang dekat di hati untuk pulang ke rumah ini
Lalu, bagian dari logikanya mengingatkan: mereka telah berpulang
Pulang sepulang-pulangnya
Pulang yang pasti setiap kita pulang
Renovasi rumah itu usai
Titik-titik air mata di wajah perempuan tua
“Terima kasih, Anda memikirkan saya dengan sangat baik,” ujarnya kepada sang arsitek
Rumah ini; lalu, kini, dan nanti
Ia telah pulang