Tag: puisi
Google Doodle Hari Ini, Sapardi Djoko Damono
Google Doodle pada 20 Maret 2023 memperingati 83 tahun penyair Sapardi Djoko Damono. Tampilan visual pada Google Doodle tersebut langsung menautkan ingatan pada puisinya yang lekat diingat banyak orang: Hujan Bulan Juni. Mengenang Eyang Sapardi, beberapa pilihan karya beliau yang termaktub pada buku Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita kiranya dapat menemani dan menghadirkan perenungan tersendiri. […]
Pertemuan Itu, Aku Dari Masa Lalu & Masa Depan
Aku dari masa lalu bertemu dengan aku dari masa depan Adakah terselip bahagia, lega Atau justru kecewa, nelangsa, ‘kok aku jadi begini’ Waktu dapat merautmu Keadaan dapat membentukmu Protagonis/antagonis punya banyak bentuk, tak melulu manusia, tapi juga keadaan/situasi sulit Andaikan aku dari masa lalu datang, Jawaban apa yang akan diberi aku dari […]
Berkeliling Di Pasar Malam
Riuh di kota Benang-benang hiburan, sejenak mendamparkan diri di kegembiraan Pasar malam Tentang kegembiraan rakyat Hiburan yang terjangkau kocek Lihatlah tong setan itu Adu nyali, berputar, dengan aksi seolah menantang gravitasi Kudapan-kudapan Bercerita tentang apa saja di bawah tirai malam Cukup berjalan kaki saja, makan-minum di tangan Ada karnaval, […]
Terjatuh & Mencoba
Aku ingin menjadi anak kecil yang terjatuh & mencoba, mencoba Tidakkah ketika umur bertambah, kekhawatiran tereskalasi? Ada lapis kegagalan masa lalu, bibit trauma, perhitungan rumit dengan algoritma Karena mungkin, hidup telah tak sederhana lagi Gerbong yang mengiringi Tanggung jawab disitu & disini Tumbuh menjadi membosankan, konservatif Terpasung dengan pikiran sendiri Apakah […]
Di Bawah Naungan Hujan
Hujan membungkus hari ini Menguarkan pendar kenangan Tentang pagi sembari membaca koran Atau detik-detik hening, biarkan suara hujan yang mengambil alih Sementara tatapan mata melihat derai air hujan itu Payung dan jemputan itu Di antara deru suara hujan, percakapan di bawah payung terjadi Jalan-jalan yang basah Mereka yang berteduh Di […]
Pulang
Sejauh apa pun kakiku melangkah Denyar kerlap-kerlip cahaya Ada magis yang menautkan jiwa Rumah, pulang Saat rebah Saat berserah Di bawah atap ini tercerabut dari nelangsa Teduh, menenangkan jiwa Di sana dirimu meringkuk, setelah lelah mengarungi dunia Tapak-tapak kaki yang lusuh Deru debu kehidupan Ada orang yang menunggumu […]
Mengeja Bersama Waktu
Jam dinding yang berdetak, simultan Kuala Lumpur, Jakarta, London, New York, Tokyo, Timbuktu, dan kota-kota atau di ujung desa itu Ku lihat arlojiku, bergerak dengan caranya Tiap kita punya waktunya masing-masing Sama-sama menjalani hari, namun kitalah yang memilah dan memilih mau dibawa kemana 24 jam itu Adakah kini adalah kini? Atau digelayuti masa […]
puisi : kisah yang memanjat alis 3 oktober 2022 oleh amir hadi
Kautahu, tempat kegemaranku masih dua, dalam telapak tanganmu dan di sela rambut lurusmu. Kaumelihat aku dengan kelopak matamu yang semakin uzur, perlahan-lahan, wajahku sirna daripada penglihatanmu kerana sikap kebencian yang diam-diam memadam kisah antara kita, ratna. Masihkah kauingat, kekasihku? Saat ucapan terima kasih pertamamu yang masih remaja tertinggal di hatiku sebagai haiku – aku menjaganya […]