Arifin Diterbitkan 14 December 2021

Pakaian Kerja, Dari Busana Dokter Hingga Kerah Biru

Pakaian Kerja, Dari Busana Dokter Hingga Kerah Biru

Pakaian mempunyai
kaitan erat dengan pemakainya. Bahkan ragam profesi menuntut jenis pakaian yang
berbeda.

Identik pakaian
kerja itu bisa dilihat misalnya pada dokter dan perawat yang berada di ruang
operasi menggunakan pakaian serba hijau atau hijau kebiruan. Apa pasal warna
pakaian tersebut yang dipilih? Seperti dilansir scienceline, warna hijau dan biru dapat membantu dokter dan perawat
untuk melihat dengan lebih baik. Apalagi selama operasi lamanya dapat
berjam-jam, dokter dan perawat akan melihat organ tubuh dan darah pasien yang
kebanyakan berwarna merah.

Pilihan warna
tersebut dapat menyegarkan visi dokter dari organ dan darah pasien yang
warnanya merah. Jika dokter melihat sesuatu yang berwarna hijau dari waktu ke waktu,
matanya jadi lebih sensitif dengan variasi dalam warna merah.

Pilihan warna
tersebut juga membangun dokter mengatasi ilusi optik. Penglihatan dokter
terus-menerus fokus dengan organ pasien yang berwarna merah, ini dapat membuat
ilusi optik berwarna hijau di permukaan yang putih dan bisa mengganggu.

Warna terkait pakaian
kerja juga dapat dilihat pada pengelompokan pekerja berdasarkan warna kerah
yang dikenakan di tempat kerja. Mengklasifikasikan
pekerja berdasarkan warna kemeja mereka sudah ada sejak awal 1920-an.

Mulai
dari penambang batu bara, tukang batu, pembuat ketel uap, tukang las yang
melakukan pekerjaan fisik dalam segala jenis suhu, mengenakan warna yang lebih
gelap, yang tidak menunjukkan kotoran dengan mudah. Maka mereka mengenakan
setelan ketel uap, kemeja chambray, terusan, dan celana jeans serba biru. Para
pekerja ini kemudian dikenal sebagai pekerja kerah biru (blue collar).

Masih
terkait pakaian, dulunya jeans adalah celana yang hanya dipakai oleh para
pekerja tambang di Amerika Serikat. Celana ini menunjukkan status pemakainya,
sehingga pernah mendapat julukan “celana kelas pekerja”.

Sementara
itu, pada tahun 1930-an istilah pekerja kerah putih (white collar)
diperkenalkan untuk mengidentifikasi pekerja administratif dan kantoran. Seperti
dilansir glints, istilah white collar diperkenalkan oleh penulis berkebangsaan Amerika
Serikat Upton Sinclair sekitar tahun 1930-an.