Adaptasi Usaha Kuliner, Dari Ghost Kitchen Sampai Resto Outdoor

Kuliner adalah ranah
yang mengalami implikasi akibat sejumlah pembatasan sosial. Dikarenakan ketika
makan, maka otomatis melepas masker, lalu adanya potensi kerumunan, serta sejumlah
pembatasan mobilisasi dan interaksi, membuat lapak kuliner mengalami penurunan pembeli.

Pelarangan makan di tempat (dine-in) untuk resto dan kafe berimbas
pada penurunan penjualan. Maka layanan online
delivery
menjadi penopang bisnis kuliner di saat ini. Secara agregat pun
terjadi peningkatan online delivery.

Terobosan lainnya dalam merespons
keadaan adalah dengan dengan memaksimalkan layanan ghost kitchen atau cloud
kitchen
. Ghost kitchen adalah
platform berbentuk dapur yang dapat diisi oleh berbagai restoran secara
bersama-sama (sharing). Hal ini
membuat proses produksi para pengusaha resto dan kuliner menjadi efisien dan
terjangkau.

Masih terkait kuliner, penjualan makanan
sehat, makanan berbasis sayur, makanan beku, dan kopi mengalami peningkatan
selama pandemi.

Konsep resto dan kafe yang berwujud outdoor pun kian diminati. Seperti
diungkap WHO, outdoor memiliki
sirkulasi udara yang lebih baik dibanding dengan indoor, sehingga dapat mengurangi transmisi virus apabila diiringi
dengan protokol kesehatan dan durasi pertemuan yang terbatas.

Dalam hal ini dari pengalaman pribadi, online delivery telah menjadi bagian
dari keseharian. Ekonomi yang bergerak pun dapat terjadi, baik itu bagi resto,
pengantar makanan.

Sementara itu resto outdoor, menyajikan kebahagiaan tersendiri, misalnya bagi anak saya
untuk berlari-lari di tempat yang lapang, pandangan mata yang dapat lebih jauh
memandang. Mungkin yang kadang mengganggu di konsep outdoor, jika ada asap rokok yang berseliweran.

Bagaimana dengan Anda, apa pengalaman
kulinermu di masa sekarang ini?